Judul : Shaidan
Penulis : Hana Margaretha
Penerbit : Romancious
Tebal : 192 halaman
ISBN : 978-602-6922-64-9
Penulis : Hana Margaretha
Penerbit : Romancious
Tebal : 192 halaman
ISBN : 978-602-6922-64-9
Blurb :
Shanin, remaja 16
tahun yang ceria, merasa hidupnya sungguh sempurna. Dia punya ibu yang sayang
padanya, sahabat yang baik dan Gara, pacar yang adalah cowok populer di
sekolah. Dunianya jungkir balik saat mendapati pacarnya tega mengkhianati
kepercayaannya, menghancurkan bunga-bunga yang baru mekar di hati Shanin.
Rasanya sakit saat
kehilangan cinta pertama….
Aidan, cowok ganteng yang pelit ngomong dan malas bangun pagi. Dia terpaksa berurusan dengan cewek paling bawel yang pernah dia kenal. Namun tanpa disadari, kebekuan di hatinya mencair pelan-pelan.
Skenario semesta mendekatkan Shanin dan Aidan. Seperti sinar matahari bertemu gerimis, pelangi berwujud sayang terbit di hati mereka berdua.
Aidan, cowok ganteng yang pelit ngomong dan malas bangun pagi. Dia terpaksa berurusan dengan cewek paling bawel yang pernah dia kenal. Namun tanpa disadari, kebekuan di hatinya mencair pelan-pelan.
Skenario semesta mendekatkan Shanin dan Aidan. Seperti sinar matahari bertemu gerimis, pelangi berwujud sayang terbit di hati mereka berdua.
***
“NGOMONG GAK BAKAL
BIKIN JAMBUL LO BOTAK, DAN, ASTAGA!” – hal. 71
Shaidan ini bercerita
tentang Shanin, seorang gadis SMA yang bertemu cowok populer dengan kepribadian
dingin, cuek dan tentunya irit ngomong. Berbeda jauh dengan sikap Shanin yang
cenderung ceria, bawel dan malu-maluin.
Karena konflik yang
ditimbulkan dari kekasihnya, membuat Shanin merasa kecewa dan membuatnya
semakin menjadi lebih dekat dengan Aidan.
“Gila, kalau Aidan main
film, nanti pasti pas bagian dia ngomong, subtitle-nya Cuma ‘…’ doang. Anjir,
gak kebayang gue! Ngakak!” – hal. 77
Karena sikap irit
ngomongnya Aidan, biasanya membuat Shanin geregetan. Dengan sekuat tenaga,
Shanin akan berbicara panjang lebar agar Aidan mau berbicara lebih banyak. Rencana
itu terbukti berhasil, membuat Aidan sering menjawab perkataan Shanin.
Perlahan, es yang
membeku dalam diri Aidan pun mencair. Membuat kisah mereka lebih bewarna
layaknya pelangi.
“omong-omong, lo jadi
lebih banyak ngomong ya sekarang. Cie, ada peningkatan!” – hal. 102
Cuma lo yang bisa bikin gue bicara lebih, batin Aidan.
***
Aku sangat menyukai
novel ini. Kadang dibikin senyum juga saat membacanya. Karena tingkah Aidan dan
teman-temannya yang kocak abis.
Dalam
novel ini, tokoh yang terkesan mendekati adalah Shanin dan bukannya Aidan.
Bisa-bisanya Shanin mendekati Aidan dengan terang-terangan. Sebagai seorang
cewek apa dia nggak malu ya? Apalagi yang di dekati itu malah terkesan cuek.
Melihat
tingkah Shanin yang seperti itu malah membuatku menggeleng-gelengkan kepala
karena harus merasa senang atau prihatin. Benar-benar gadis ajaib.
Jika
di lihat dari segi cerita memang menarik. Namun masih terdapat kekurangan dalam
novel ini.
konflik untuk membangun kelebihan novel malah jarang di temui, mungkin hanya ada beberapa yang sudah umum. Maklum, manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
konflik untuk membangun kelebihan novel malah jarang di temui, mungkin hanya ada beberapa yang sudah umum. Maklum, manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Tapi
untuk para remaja, novel ini cocok banget untuk kalian yang menyukai buku
bergenre romance. Apalagi bacaanya juga ringan dan mudah di pahami.
0 komentar:
Posting Komentar